PETUNJUK
TEKNIS BUDIDAYA USAHA TERNAK SAPI POTONG
Tim Penyuluhan
Rajapolah, 12 Juli 2012
DINAS
PETERNAKAN PERIKANAN DAN KLAUTAN (DPPK) KABUPATEN
TASIKMALAYA
Tujuan Produksi Sapi Potong
Pola Usaha Sapi Potong
Sistem Intensif
Sistem Integrasi Tanaman Pangan
Sapi-Padi
Sapi-Jagung dll
Sistem Integrasi Perkebunan
Sapi-Kelapa
Sapi-Sawit
Sapi-Tebu
Sapi-Karet dll
Sistem Integrasi perikanan
Sistem Integrasi perikanan
Penggembalaan
sapi lele
sapi lele
Sistem Intensif
Sistem Integrasi SAPI-SAWAH
Sistem Integrasi SAPI-SAWAH
Potensi Penggembalaan
Pemanfaatan lahan tidur
Teknologi Budidaya Sapi Potong
- Bibit dan pembibitan
- Manajemen Reproduksi
- Manajmen Pakan dan pemberiannya
- Manajemen perkandangan dan pengendalian penyakit
- Penyediaan hijauan pakan ternak
- Kelembagaan dan pemasaran
- Pasca panen/pengolahan produk
- Pengolahan limbah
1.
Bibit dan pembibitan
Pemilihan bibit (bentuk luar)
Badannya panjang dan dalam
Bentuk tubuh segi empat (balok)
Garis badan atas dan bawah sejajar
Paha penuh berisi
Dada lebar dan dalam
Kaki besar dan kokoh
Sehat
Kriteria Sapi Potong Bibit
Tiga klasifikasi bibit: dasar, induk
dan sebar.
Memenuhi persyaratan umum:
- Sehat, bebas cacat fisik, dan tidak ada kelainan genetik.
- Sapi betina tidak cacat alat reproduksi dan
tidak mandul.
-
Sapi pejantan tidak cacat alat kelamin.
Memenuhi persyaratan khusus:
Memenuhi standar kualitatif &
kuantitatif yang ditetapkan.
Seleksi sapi potong bibit
Syarat sapi PO bibit
Ciri betina dan jantan: warna bulu putih
keabu-abuan, kipas ekor (bulu rambut ekor) dan bulu sekitar mata bewarna hitam,
badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar, leher pendek dan tanduk
pendek.
SELEKSI PEJANTAN SEBAGAI BIBIT ATAU
PEMACAK
Mempunyai struktur pertulangan kuat &
mantap
pertumbuhan otot simetris
Alat reproduksi - testis & penis
normal
Mempunyai libido atau nafsu kawin tinggi
Perkawinan alam dilakukan dengan rasio 3
jantan dan 100 betina
Pencatatan (Recording)
Rumpun
Silsilah
Perkawinan (tgl, pejantan, IB/alam)
Kelahiran (tgl, BB)
Beranak kembali (tgl, paritas)
Pakan (jenis, konsumsi)
Vaksinasi, pengobatan (tgl,
perlakuan)
Mutasi (masuk dan keluar ternak)
2.
Manajemen Reproduksi
Sistem perkawinan
- (Kelompok/individu)
- Rasio jantan : betina
1 : 8-10
- Perkawinan alam/IB
Sapi dara siap menghasilkan anak
Deasa kelamin biasanya umur 9–20
bulan
Kawinkan I ♀ 15-24 bulan, ♂ >1 thn
Perkawinan ♀ dilakukan saat birahi
Tanda-tanda:
•
Alat kelamin bengkak, basah, merah dan hangat
•
Menggerak-gerakkan ekor
•
Diam bila dinaiki/dikawini
•
Tidak gelisah dan nafsu makan turun
Siklus berahi lagi + 21 hr
Perkawinan
Waktu mengawinkan 12-18 jam setelah
tanda berahi
Berahi kawin
terlambat kawin
pagi sore
malam pagi
Campurkan dengan pejantan
Hindarkan perkawinan sedarah dekat
Inseminasi Buatan (Kawin Suntik)
Menempatkan sperma ke dalam alat
kelamin betina
Keuntungan
¨ Perkawinan silang
¨ PMengawini betina lebih banyak
¨ Menghindari penyakit kelamin
pejantan
n Semen:
¨ Beku
¨ cair
3.
Manajemen perkandangan dan pengendalian penyakit
Letak kandang sesuai dengan umur ternak
Kandang, jenis bahan, ukuran, kepadatan
ternak
Jenis dan bahan tempat pakan dan air
minum
Kenyamanan ternak
-
Kandang individu
-
Kandang kelompok
Penerangan dan ventilasi
Perbaikan penanganan kesehatan melalui
program sanitasi, vaksinasi, dan pengobatan
Memilih lokasi usaha sapi potong
Strategis: dekat areal pertanian,
sumber air cukup, jauh dari pemukiman, dekat jalan raya
Memperhatikan ketinggian lokasi,
atap tinggi di dataran rendah
Kondisi tanah: terbuka dan landai
Iklim sesuai
Kandang, jenis bahan, ukuran, kepadatan
ternak
Terbuat dari bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak
Kandang koloni luasan harus sesuai dengan jumlah sapi
Biaya pembuatan tidak terlalu mahal
Konstruksi dibuat dengan kemiringan 5-10o agar air & urin
tidak menggenang
Sirkulasi udara baik
Sinar matahari masuk secara keseluruhan
Hindarkan terpaan angin secara langsung
Atap dibuat dari bahan yang murah, awet dan memberi kesejukan siang hari
4. Manajemen Perkandangan
Kandang Individu
¨ Dibuat sederhana dari kayu kapasitas 2-6 ekor
¨ Terletak dekat rumah dengan
kebersihan & sinar matahari yang cukup
¨ Pengaturan dan proses penanganan
limbah untuk produksi kompos atau biogas
Kandang Kelompok
¨ Terdiri dari 10 anggota dengan 2
ekor sapi/anggota.
¨ Terbuat dari bahan kayu dengan
kapasitas 12 ekor
¨ Terletak dekat desa dengan
pengaturan pengawasan secara bergilir dari anggota kelompok
¨ Kebersihan, sinar matahari dan
petukaran udara cukup
¨ Penanganan limbah untuk produksi
kompos & biogas
Kandang individu terbuat dari bahan
murah dan sederhana
Ukuran kandang per ekor sapi
Panjang &lebar lantai; 2,10x1,45
m untuk sapi lokal dan 2,10x1,50 m untuk sapi eks impor dan perah jantan.
Panjang tempat ransum dan air minum:
1,45x1,50 cm (selebar tempat sapi).
Diantara tempat ransum dan air minum
dapat dibuat penyekat setebal kira-kira 7,5-10 cm.
Panjang tempat ransum 95-100 cm,
lebar 50 cm dan kedalaman 40 cm.
Panjang tempat air minum: 45-55 cm,
lebar 50 cm dan kedalaman 40 cm.
Pada bagian belakang sapi dibuat
selokan dengan lebar 25-30 cm dan kedalaman 15-20 cm.
Jenis dan bahan tempat pakan &
air minum
Tempat pakan dan minum dapat dibuat dari
tembok beton dengan lubang pembuangan air pada bagian tengah. Tempat pakan dapat pula dibuat dari kayu,
sedangkan tempat air minum menggunakan ember.
5. Pengendalian Penyakit
Kebersihan kadang dan perlengkapan serta
memadikan ternak.
Untuk pencegahan penyakit semua peralatan
dan bagian kandang disucihamakan dengan menggunakan lysol, kreolin melalui
penyemprotan, penyiraman dan perendaman.
Untuk mencegah masuknya penyakit dari sapi
yang datang dari luar, sebaiknya sapi baru dipisahkan pada kandang isolasi.
Vaksinasi adalah salah satu cara
pencegahan penyakit menular yang diberikan secara teratur.
6.
Pakan dan pemberian pakan
Identifikasi bahan pakan
Formulasi ransum
Cara pemberian pakan
Pengawetan bahan pakan/penyimpanan
Penyiapan dan pengolahan bahan pakan
RUMPUT
LEGUMINOSA
Limbah Pertanian/Perkebunan
PAKAN DAN
CARA PEMBERIANNYA
SUMBER BAHAN PAKAN
Untuk
sapi perbibitan sumber pakan diusahakan dari lokasi setempat
seperti hijauan (rumput, legum) dan bisa ditambah dedak
KEBUTUHAN PAKAN
Sapi
bunting dan laktasi
Sapi
bunting memerlukan jumlah dan kualitas pakan yang lebih baik dengan penambahan dedak padi
0,5 kg/ekor/hari
Sapi
Pejantan
Untuk
mempertahankan libidonya yang tinggi perlu diberikan
makanan tambahan berupa dedak padi 1 kg/ek/hari
disamping hijauan pakan ternak seperti rumput & legum sebanyak 3% bahan kering dari berat
badannya
KUANTITAS DAN KUALITAS
PAKAN
Kuantitas
dan kualitas pakan sangat penting untuk diperhatikan baik hijauan maupun konsentrate. Tetap
berdasarkan bahan pakan yang tersedia
dilokasi
MANAJEMEN
PEMELIHARAAN TERNAK PENGGEMUKAN
SAAT MEMULAI PROSES PENGGEMUKAN
¨ Ternak sapi bakalan ditimbang berat
badannya
¨ Diberikan obat cacing dengan dosis
sesuai petunjuk dalam obat tersebut
SELAMA PROSES PENGGEMUKAN
¨ Diberikan pakan secara teratur
terutama jam pemberian pakan harus tetap setiap harinya misalnya jam 08.00 wib.
¨ Kurangi gangguan yang dapat membuat
sapi stress karena dapat menurunkan PBBH
¨ Berikan pakan sesuai kebutuhannya
SAAT AKHIR PROSES
PENGGEMUKAN
¨ Sapi ditimbang untuk mengetahui
analisa untung/rugi selama proses penggemukan
¨ Penanganan yang hati2 saat sapi
dinaikkan kedalam kendaraan /truk agar tidak berontak karena dapat menurunkan
prosentase karkasnya dan kualitas dagingnya saat dipotong
PAKAN DAN
CARA PEMBERIANNYA
SUMBER BAHAN PAKAN
Untuk
sapi penggemukan sumber pakan diusahakan dari lokasi setempat seperti hijauan
(rumput, legum), jerami padi, palawija ditambah bahan konsentrate dari dedak
padi, limbah sawit, coklat, ampas tahu, tempe dll
KEBUTUHAN PAKAN
•
Pakan
untuk 1 bulan pertama
¨ Kebutuhan pakan untuk sapi
penggemukan bulan pertama dengan kebutuhan 3% bahan kering dari berat badan.
perbandingan antara hijauan : konsentrate 80 : 20 %.
•
Pakan
untuk 2-3 bulan
Kebutuhan pakan untuk sapi penggemukan
untuk periode 2-3 bulan dengan
kebutuhan 3% bahan kering dari
berat badan. Perbandingan antara hijauan :
konsentrate 60 : 40 %.
•
Pakan
untuk 4-6 bulan
Kebutuhan pakan untuk sapi penggemukan
untuk periode 4-6 bulan dengan
kebutuhan 3% bahan kering dari berat
badan. Perbandingan antara hijauan : konsentrate 40: 60%. Untuk bulan ke 4-5
dan untuk bulan terakhir (6) dengan perbandingan 20 : 80 %
CARA PEMBERIAN PAKAN
Untuk
program penggemukan sebaiknya pakan selalu tersedia di bak pakan dan
pemberian konsentrate lebih dulu yang
diikuti dengan pemberian hijauan. Hijauan sebaiknya dipotong kecil untuk
meningkatkan efisiensi dalam proses pencernaannya
Cara pemberiannya
BB sapi jantan 240 kg
Pertambahan BB: 0.60 kg/hari
Contoh ransum:
Rumput unggul: 25 kg
Konsentrat:
Dedak 3.8 kg
Urea 93 gr
Garam 100 gr
Tepung tulang 50 gr
Kapur 50 gr
Teknik Pengaturan Pemberian Pakan
Pemberian hijauan dan
konsentrat 2x/hari
Pemberian konsentrat I: jam 08.00
Pemberian hijauan I: jam 11.00
Pemberian hijauan I: jam 11.00
Pemberian konsentrat II: jam 15.00
Pemberian hijauan II: jam 18.00
Air Minum
Tersedia dalam kandang
Untuk
seekor ternak sapi dengan berat badan 200 kg memerlukan air sebanyak 27 liter
per hari dan akan dikeluarkan dalam bentuk air seni sebanyak 13 liter.
KEGIATAN PASCA PANEN
Pemotongan,
pengulitan, pengeluaran jeroan, penirisan, pemisahan daging dengan tulang
(deboning), penyimpanan (chilling
room/unit), pengemasan daging segar
Penggaraman,
penjemuran (kulit)
PENGOLAHAN
- Pengasapan daging, pengolahan
dendeng, pengolahan abon
- Penggilingan daging (Minced) dan
produk olahan lanjutan
- Penyimpanan (chilling room /unit),
- pengemasan
- Penyamakan, pengolahan kulit menjadi bahan pangan